Film Toilet Blues dimulai dengan perjalanan seorang wanita muda bernama Anjani (Shirley Anggraini). Anjani (Shirley Anggraini) mempertanyakan arti menjadi perawan dan Anggalih (Tim Matindas) mempertanyakan arti menjadi orang saleh. Mereka minggat dan berkelana. Papa Anjani mengirim Ruben (Tio Pakusadewo) untuk membawannya pulang. Ketika Anjani tidak bisa mengelak, ia menggunakan tubuhnya untuk membebaskan diri. Sementara Anggalih terdampar disebuah rumah pelacuran. Sebuah drama pemberontakan remaja, menggugat makna cinta dan penebusan. Dalam perjalanan pun mereka menemui berbagai macam orang dengan problematika mereka masing-masing.
Film besutan Dirmawan Hatta ini pertama kali menjalani premiernya di Busan Internasional Film Festival ini juga telah melewati pemutaran film di berbagai festival film di India, Kamboja, Swedia, Prancis dan Belanda. Setelah melanglang buana di lebih dari Sembilan festival film di berbagai belahan dunia, "Toilet Blues" pun hadir untuk pecinta film tanah air pada 3 Juli 2014 ini. Film ini berbentuk road movie atau film perjalanan. Karena itu, kita disuguhi pemandangan bagus di sepanjang film. Untuk syutingnya sendiri, Toilet Blues mengambil lokasi di Jenar, Purwodadi, Purworejo dan Dieng.
Proses pembuatan film ini tergolong lama. Dirmawan Hatta mengaku kalau ide cerita sudah terpikirkan sejak 2009. Cerita yang terinspirasi dari Nyanyian Angsa karya WS Rendra ini memakan waktu satu tahun untuk produksi dengan total syuting hanya selama dua belas hari. Serunya, film ini banyak memakai jasa aktor lokal Yogyakarta ketika syuting dilakukan di kota tersebut.
Nah, apa saja fakta menarik yang terkandung dalam film ini sehingga bisa menjadi salah satu film dengan penghargaan internasional. Simak ulasannya di bawah ini.
Judul Awal Adalah Maria Bukan Perawan
Sebelum menjadi "Toilet Blues", ternyata ide pertama judul besar film ini adalah Maria Bukan Perawan. Banyak naskah dalam film ini sering berganti-ganti judul. Wajar saja, karena Film ini terinspirasi dari salah satu sajak WS Rendra berjudul "Maria Bukan Perawan". Pengendapan naskah oleh sutradara Dirmawan Hatta dan penulis naskah Adam Herdanto membuat film ini bermetamorfosis menjadi 'Toilet Blues'.
Arti di Balik Judul
Dilansir KapanLagi.com, Pemakaian Toilet Blues sebagai judul pun rupanya memiliki maksud tersendiri. "Pakai Toilet karena di toilet umum kadang ada coretan-coretan kasar tapi jujur. Lalu Blues-nya berbicara soal kesedihan. Toilet Blues tuh menggambarkan ruang-ruang kejujuran yang kita punya," kata Dirmawan Hatta.
Singkat cerita, dimana pertemuan dua orang (Anjani dan Anggalih) yang pernah menjalin 'cinta monyet' di SMP tersebut membawa mereka lari dari hidup yang dilakoni masing-masing. Selebihnya, Toilet Blues akan membawa penonton pada perenungan tentang makna hidup.
Menambah nilai plus dari film satu ini, hadir pula aktor watak Tio Pakusadewo sebagai pemainnya. Dari trailer perdananya, Tio mendapat peran sebagai pria penggoda yang suka bermain cinta dengan wanita.
Film Go Internasional dan Penghargaan
Salah satu film Indonesia yang berhasil menarik perhatian internasional adalah film besutan Dirmawan Hatta. Dimana Film Toilet Blues sudah ditayangkan di Sembilan festival film internasional, di antaranya di Korea Selatan, India, Kamboja, Prancis, Swedia, dan Belanda. Hebatnya, film ini berhasil masuk kompetisi utama kategori New Current Section di Busan International Film Festival dan mengalahkan ratusan film lain dari negara-negara Asia tahun lalu.
Selain itu, Toilet Blues juga telah meraih sembilan penghargaan internasional dari Festival Film Busan 2013, Festival Film Mumbai 2013, Festival Film Goteborg 2014, Festival Film Deauville Asia 2014, Festival Film Amsterdam 2014, Festival Film India 2013, Festival Film Kamboja 2013, Festival Film Jogja NETPAC dan Festival JiFFest 2013.
Peran Ketidaksengajaan Tim Matindas
Dua nama yang digaet dalam film ini adalah Tim Matindas dan Shirley Anggraini. Pemain prianya, Tim Matindas memang bukan nama baru di belantika perfilman tanah air. Namun, baru lewat "Toilet Blues" ia diplot sebagai aktor utama. Uniknya, sosok Tim Matindas bukanlah sebagai seseorang yang ingin mencoba peran sebagai pemain film. Namun, nasib berkata lain. Sebagai seorang teman yang hanya mengantarkan ke audisi, Matindas malah terpilih sebagai calon pastur bernama Anggalih. Dan, akhirnya ia berhasil membawa film tersebut meraih penghargaan film terbaik Indonesia.
0 Komentar